Senin, 17 Oktober 2016

Buat yang sedang menanti

Lagi, aku menulis sedikit bahasan yang terkait dengan ilmu hidup. Ini merupakan bahasan yang diangkat oleh penceramah kultum (kuliah tujuh menit) hari jum'at lalu (tanggal 7 Oktober 2016) di Mosquée de Chambéry.

Beliau memulai dengan membacakan surat Ad Dhuha:


Dilanjutkan dengan cerita bagaimana surat ini turun.

"Surat ini merupakan surat yang ke-11 yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. Dari mulai surat pertama iqra' sampai surat yang ke-10. Wahyu selalu datang secara teratur, baik itu melalui mimpi atau Jibril yang datang sendiri. Namun, jeda antara surat ke-10 dan surat ke-11 ini cukup panjang.
Ada hadist yang menyebutkan sampai 6 bulan. Bayangkan! Selama 6 bulan tanpa ada tanda-tanda datangnya wahyu di tengah masyarakat Quraisy yang selalu berusaha menentang Nabi Muhammad saw."

"Kondisi seperti ini secara pribadi membuat Rasulullah saw sedih dan bertanya-tanya, ada apa gerangan? Bahkan ada hadist yang menyebutkan bahwa paman beliau berkata bahwa Setan (Tuhannya Muhammad saw, (beliau menggunakan kata Setan karena beliau tidak percaya Allah Swt yang memberikan wahyu,-red)) telah meninggalkan Muhammad saw."

"Kemudian, setelah penantian yang sangat panjang dan menyedihkan itu datanglah Jibril mewahyukan surat Ad Dhuha."

Dimulai dengan sumpah-Nya untuk dua waktu yang berbeda, yaitu waktu dhuha (waktu antara beberapa saat matahari terbit hingga beberapa saat sebelum masuk waktu zuhur) dan waktu malam di dua ayat yang pertama.  Allah Swt beberapa kali melakukan yang terkait dengan waktu, yang menunjukkan pentingnya waktu dalam Islam.

Diceritakan oleh sang penceramah bahwa ayat pertama melambangkan suatu permulaan dari hari yang baru dan perjuangan baru setelah masa tenang, yaitu malam yang panjang. Lalu, ditegaskan dalam ayat berikutnya bahwa tidak turunnya wahyu selama periode yang cukup panjang itu bukan karena Allah Swt mengabaikan atau benci kepada Nabi Muhammad saw melainkan itu merupakan masa tenang. Disebutkan pula bahwa apabila beliau saw terlalu sering mendapatkan wahyu tanpa istirahat maka beliau saw tidak akan kuat. Untuk itu, istirahat dan penantian untuk menguji dan menambah kesabaran itu sangat penting. Di ayat berikutnya diberitakan bahwa kehidupan setelah kehidupan dunia ini jauh lebih baik. Dia swt akan memberikan apa pun yang kita minta hingga puas. Contoh kecil dari ini adalah apa yang telah terjadi pada Rasulullah saw. Ketika masih kecil beliau sudah yatim piatu, lalu Allah menyediakan tempat berlindung untuknya. Kemudian, saat beliau saw bingung dan bimbang dengan kondisi Mekah, Dia Swt mengarahkannya. Lalu saat dia saw miskin, Allah Swt memberikan kecukupan dalam hidupnya. Oleh karena itu, kepada orang yatim piatu, janganlah kita berlaku sewenang-wenang. Kepada peminta-minta, kita tidak boleh menghardiknya. Dan apabila mendapat nikmat dari-Nya maka bersyukurlah dan berbagilah.

Kultum ini ditutup dengan pembeberan beberapa contoh do'a yang bagus di akhir beberapa surat seperti surat Al Baqarah dan Ali Imran.

Tulisan ini dibuat dengan niatan agar pembaca termasuk penulis dapat dengan sabar menghadapi cobaan penantian yang telah ditetapkan-Nya. Akhir dari ujian ini insya Allah akan indah apabila kita mensyukurinya. Semoga dapat memberikan kekuatan dan ketenangan bagi para penanti.

Qur'an Surat At Tur:
Artinya: Katakanlah : " Tunggulah! Sesungguhnya aku bersama kamu menunggu."